Daun dengan nama latin Moringa oleifera ini diyakini memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Di Indonesia, tanaman kelor dikenal dengan berbagai nama. Masyarakat Sulawesi misalnya menyebut tanaman kelor dengan kero, wori, kelo, atau keloro. Orang-orang Madura menyebutnya maronggih. Di Sunda dan Melayu disebut kelor. Di Aceh disebut murong. Di Ternate dikenal sebagai kelo. Di Sumbawa disebut kawona. Sedangkan orang-orang Minang mengenalnya dengan nama munggai.
Dalam bahasa Inggris umumnya dikenal sebagai Horseradish tree, Drumstick tree, Never Die tree, West Indian Ben tree, dan Radish tree (Ramachandran et al., 1980). Kelor populer disebut ‘drumstick’ karena polongnya yang menyerupai stik drum. Sementara di wilayah lembah Nil, Kelor dikenal dengan nama ‘Shagara al Rauwaq’, yang berarti ‘pohon yang memurnikan’ (Von Maydell, 1986). Di Pakistan, Kelor secara lokal dikenal sebagai ‘Sohanjna’ dan tumbuh dan dibudidayakan di seluruh negeri (Qaiser, 1973, Anwar et al, 2005).
Kelor merupakan tanaman asli kaki bukit selatan Himalaya akan tetapi tanaman ini nyatanya hadir di semua negera beriklim tropis. Bahkan saat ini Kelor dibudidayakan di seluruh Timur Tengah, dan di hampir seluruh daerah tropis. Sumber lain menyebutkan, Kelor merupakan tanaman asli dari wilayah barat dan sekitar sub-Himalaya, India, Pakistan, Asia Kecil, Afrika dan Arabia (Somalia et al, 1984; Mughal et al, 1999) dan sekarang didistribusikan di Filipina, Kamboja, Amerika Tengah, Amerika Utara dan Selatan serta Kepulauan Karibia (Morton, 1991).
CIRI-CIRI
Tumbuhan kelor memiliki ketinggian antara 7 sampai 11 meter, batang berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih, kulit tipis, permukaannya kasar dan cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Untuk daunnya memiliki ciri berbentuk bulat telur dengan ukuran yang kecil dan daunnya majemuk. Memiliki tangkai yang panjang dan tersusun berseling serta helai daun saat muda berwarna hijau muda.
Bagaimana dengan ciri buahnya? Buah kelor berbentuk segitiga memanjang yang disebut kelentang, berwarna hijau dan setelah tua warna ini akan berubah menjadi cokelat. Bunga dari tanaman kelor berwarna putih kekuning-kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga kelor akan keluar sepanjang tahun dengan aroma yang semerbak. Kemudian untu bijinya sendiri berwarna cokelat kehitaman.
Kingdom | Plantae (tumbuhan) |
Subkingdom | Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh) |
Super divisi | Spermatophyta (menghasilkan biji) |
Divisio | Magnoliophyta |
Classis | Magnoliopsida |
Sub kelas | Dilleniidae |
Ordo | Capparales |
Familia | Moringaceae |
Genus | Moringa |
Species | Moringa Oleifera Lam |
Tujuan klasifikasi ini adalah untuk mempermudah mengenali, membandingkan, dan mempelajari makhluk hidup. Membandingkan berarti mencari persamaan dan perbedaan sifat atau ciri pada makhluk hidup.
KANDUNGAN DAUN KELOR
Daun kelor mengandung 3 kali potasium dari pada pisang, 4 kali vitamin A dari wortel, 25 kali zat besi dari pada bayam, 7 kali vitamin C jeruk, 4 kali kalsium susu, dan 3 kali protein yoghurt. Menurut dr Sidi Aritjahja, dokter sekaligus herbalis di Yogyakarta, kelor mengandung antioksidan yang tinggi dan sangat bagus untuk penyakit yang berkaitan dengan pencernaan seperti luka usus atau luka lambung.
Selain itu daun kelor juga sangat baik untuk melengkapi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Dengan mengkonsumsi daun ini maka keseimbangan nutrisi dalam tubuh dapat terpenuhi. Ini akan berdampak pada meningkatnya energi dan ketahanan tubuh seseorang yang mengkonsumsi daun kelor.
Bagi seseorang yang memiliki keluhan kekurangan vitamin, daun kelor juga sangat berkhasiat misalnya untuk seseorang yang kekurangan vitamin A dan mengalami gangguan penglihatan, kekurangan cholin / penumpukan lemak pada liver, kekurangan vitamin B1, B2, B3, kekurangan vitamin C, kekurangan kalsium, zat besi, dan kekurangan protein.
KELOR UNTUK DIABETES
Salah satu manfaat daun kelor yaitu menangani diabetes yaitu dengan mengurangi atau menurunkan kadar gula dalam darah. Daun kelor bisa dijadikan juga sebagai insulin alami untuk menangani diabetes. Makan sayur daun kelor dapat juga mencegah penyakit gula darah atau diabetes.
Cara Meramu;
Siapkan 3-5 genggam daun kelor kemudian rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa setengahnya. Air rebusan kemudian disaring lalu diminum dua kali sehari.
Cara ini terbukti menyembuhkan diabetes. Adalah Jaiswal Dolly, seorang peneliti dari Departemen Kimia Universitas Allahabad, India menunjukkan bahwa kandungan dalam daun kelor lebih manjur untuk menurunkan kadar gula darah jika dibandingkan dengan obat yang biasanya dianjurkan oleh dokter (Glipizide). Selain itu ekstrak daun kelor juga dianggap ampuh untuk menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah.
KELOR UNTUK MENYEHATKAN MATA
Yayasan Mata Internasional (berbasis di Maryland, USA) mempromosikan Kelor untuk pencegahan kebutaan pada anak (karena kekurangan gizi) di negara-negara miskin. Memang, Kelor yang kaya dengan kandungan vitamin, dapat menyelamatkan penglihatan anak-anak yang rentan kebutaan karena defisiensi vitamin A.
Kandungan vitamin A pada daun kelor sangat baik untuk mata. Dan untuk mengobati penyakit mata caranya adalah dengan menumbuk 3 genggam daun kelor kemudian diseduh dengan 1 gelas air masak lalu disaring. Setelah itu diminum sebelum tidur. Dapat juga dicampur dengan madu. Selain dengan cara diminum, pemanfaat daun kelor ini juga bisa dengan cara dijadikan obat tetes mata. Caranya hampir sama, 3 genggam daun kelor ditumbuk halus kemudian diberi 1 gelas air bersih, aduk rata. Diamkan sampai ampasnya mengendap dan air ramuan itu digunakan sebagai obat tetes mata.
MENCEGAH KANKER
Antioksidan dalam daun kelor sangatlah tinggi, di luar itu daun kelor memiliki kandungan potasium yang banyak. Salah satu faedah dari daun kelor yakni bisa mencegah kanker. Faedah daun kelor untuk kanker yakni bisa memperlambat bahkan juga menghentikan serta menyingkirkan kanker yang ada dalam tubuh.
KELOR UNTUK OBAT REMATIK
Daun kelor juga sangat baik untuk menyembuhkan rematik. Manfaat daun kelor untuk penyembuhan rematik ini yaitu untuk mengurangi rasa sakit pada sendi serta bisa mengurangi penumpukan asam urat pada sendi hingga bisa mengobati rematik atau asam urat. Siapkan 2-3 genggam daun kelor, 1/2 sendok makan kapur sirih, kemudian kedua bahan itu ditumbuk halus. Gunakan sebagai param atau obat gosok.
KELOR UNTUK MENGHANCURKAN BATU GINJAL
Caranya cukup mudah, buat saja daun kelor ini sebagai sayur lalu konsumsi secara rutin selama satu bulan. Dengan izin Allah batu ginjal akan luruh dan keluar bersama urine saat buang air kecil.
Itulah beberapa manfaat dari daun kelor, sebenarnya masih banyak manfaat lainnya dan tidak hanya daunnya, tetapi bunga, biji, batang, buah bahkan akarnya pun dipercaya memiliki mafaat bagi kesehatan. Bunganya dapat sebagai anti mikroba, anti bakteri, anti infeksi, mengatasi flu, sariawan, radang tenggorokan, antitumor, gangguan saraf dan sumber nutrisi. Biji kelor dapat dipakai sebagai penjernih air, dimanfaatkan sebagai kosmetik, serta sumber minyak nabati karena biji kelor yang telah kering mengandung 40 persen lemak tak jenuh sehingga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif minyak sawit. Bagi yang punya masalah karang gigi bisa memanfaatkan kulit batang kelor, buah kelor juga diketahui mengandung alkaloida morongiona yang bersifat merangsang pencernaan makanan.
Pohon yang dapat tumbuh dengan cepat ini digambarkan dunia sebagai salah satu tanaman yang paling bergizi yang pernah dikenal. Daun memiliki kandungan betakaroten melebihi wortel, mengandung protein melebih kacang polong, lebih banyak mengandung vitamin C dibanding jeruk, kandungan kalsiumnya melebihi susu, mengandung zat besi lebih banyak dari bayam dan kandung kaliumnya lebih banyak dari pisang.
Belakangan ini, Kelor digunakan dengan sukses dalam memerangi kekurangan gizi pada anak-anak dan upaya untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh di banyak negara berkembang. Dunia pengobatan tradisional sudah lama menggunakan Kelor untuk pengobatan berbagai penyakit, termasuk pemulihan dari kerusakan hati. Kelor pun sering digunakan untuk melengkapi obat-obatan modern pada penderita sakit kronis termasuk mereka yang menderita AIDS dan penyakit yang terkait dengan HIV.
Sumber lain menyebutkan, Kelor merupakan komoditas pangan yang penting sebagai sumber ‘gizi alami daerah tropis ‘. Daun, buah, bunga dan polong yang belum matang dari pohon Kelor digunakan sebagai sayuran bernutrisi di banyak negara, terutama di India, Pakistan, Filipina, Hawaii dan banyak bagian Afrika (D’souza dan Kulkarni, 1993; Anwar dan Bhanger, 2003; Anwar et al, 2005.). Daun kelor telah dilaporkan menjadi sumber yang kaya β-karoten, protein, vitamin C, kalsium dan kalium, dan menjadi sumber makanan yang baik sebagai antioksidan alami, karena adanya berbagai jenis senyawa antioksidan seperti asam askorbat, flavonoid, fenolat dan karotenoid (Dillard dan Jerman, 2000; Siddhuraju dan Becker, 2003).